Kamis, 28 Februari 2013

Manifestasi Klinis Difteri

Manifestasi dari difteri tergantung dari berbagai factor sehingga bisa bervariasi dari tanpa gejala sampai suatu keadaan/penyakit yang hipertoksik serta fatal. 
Sebagai faktor primer adalah imunitas pejamu terhadap toksik difteria, virulensi serta toksigenitas C. diphteriae (kemampuan kuman membentuk toksin), dan lokasi penyakit secara anatomis. Factor lain termasuk umur, penyakit sistemik penyerta dan penyakit pada daerah nasofaring yang sudah ada sebelumnya. Difteria mempunyai masa tunas 2-6 hari. Pasien yang pada umumnya dating untuk berobat setelah beberapa hari menderita keluhan sistemik. Demam jarang melebihi 38,9o dan keluhan serta gejala lain tergantung pada lokalisasi penyakit difteria.

Difteria Hidung
Difterian hidung pada awalnya menyerupai common cold, dengan gejala pilek ringan tanpa atau dengan disertai gejala sistemik ringan. Secret hidung berangsur menjadi serosanguinus dan kemudian mukopurulen menyebabkan lecet pada nares dan bibir atas. Pada pemeriksaan tampak membran putih pada daerah septum nasi. Absorbsi toksin sangat lambat dan gejala sistemik yang timbul tidak nyata sehingga diagnosis lambat dibuat.

Difteria Tonsil Faring
Gejala difteria tonsil-faring adalah anoreksia, malaise, demam ringan, dan nyeri menelan. Dalam 1-2 hari kemudian timbul membran yag melekat, berwarna putih kelabu dapat menutup tonsil dan dinding faring, meluas ke uvula dan palatum molle atau ke bawah ke laring dan trakea. Usaha melepaskan membran akan mengakibatkan perdarahan. Dapat terjadi limfadenitis servikalis dan submandibular, bila limfadenitis terjadi bersamaan dengan edema jaringan lunak leher yang luas, timbul bullneck. Selanjutnya, gejala tergantung dari derajat penetrasi toksin dan luas membran. Pada kasus berat, dapat terjadi kegagalan pernafasan atau sirkulasi. Dapat terjadi paralisis palatum molle baik uni maupun bilateral disertai kesukaran menelan dan regurgitasi. Stupor, koma, kematian, bisa terjadi dalam waktu 1 minggu sampai 10 hari. Pada kasus sedang, penyembuhan terjadi secara berangsur-angsur dan bisa disertai penyulit miokarditis atau neuritis. Pada kasus ringan membran akan terlepas dalam 7-10 hari dan biasanya terjadi penyembuhan sempurna.


Difteria Laring
Biasanya merupakan perluasan difteria faring. Pada difteria faring primer, gejala toksik kurang nyata oleh karena mukosa laring mempunyai daya serap toksin yang rendah dibandingkan mukosa faring sehingga gejala obstruksi saluran nafas atas lebih mencolok. Gejala klinis difteri laring sukar dibedakan dari tipe infectious croups yang lain, seperti nafas berbunyi, stridor yang progresif, suara parau dan batuk kering. Pada obstruksi laring yang berat terdapat retraksi suprasternal, interkostal dan supraklavikular. Bila terjadi perlepaan membran yang menutup jalan nafas bisa terjadi kematian mendadak. Pada kasus berat, membran dapat meluas ke percabangan trakeobronkial. Apabila difteria laring terjadi sebagai perluasan dari difteria faring, maka gejala yang tampak merupakan campuran gejala obstruksi dan toksemia.


Difteria Kulit, Vulvovaginal, Konjungtiva, dan Telinga
Merupakan tipe difteria yang tidak lazim (unusual). Difteria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas, dan terdapat membran pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun. Difteria pada mata dengan lesi pada konjungtiva berupa kemerahan, edema dan membran pada konjungtiva palpebra. Pada telinga berupa otitis eksterna dengan secret purulen dan berbau.


Diagnosis
Diagnosis difteria harus ditegakkan berdasarkan atas pemeriksaan klinis oleh karena penundaan pengobatan akan membahayakan jiwa pasien. Penentuan kuman difteria dengan sediaan langsung kurang dapat dipercaya. Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi secara fluorescent antibody tecnique, namun untuk ini diperlukan seorang ahli. Diagnosis pasti dengan isolasi C. diphtheriae dengan pembiakan pada media Loeffler dilanjutkan dengan tes toksinogenitas secara in-vivo (marmut) dan in-vitro (tes Elek). 1
Kultur bakteriologik penting dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis difteri.
  • Dilakukan pada seluruh pasien suspek difteria dan mereka yang beresiko untuk berkontak dengan pasien difteria. Spesimen diambil dari hidung dan tenggorokan (swab nasofaring dan faring).
  • Pengambilan spesimen untuk kultur sebaiknya secepatnya ketika difteria (pada lokasi mana saja) telah dicurigai ada, walaupun antibiotik telah diberikan dalam dosis inisial.
  • Pengambilan spesimen dari membran memberikan hasil yang sama baiknya dari hidung dan tenggorokan. Jika bisa, swab sebaiknya juga diambil dari balik membran.
  • Peringatkan laboratorium pada kecurigaan adanya difteria karena isolasi C. diphtheriae membutuhkan media kultur khusus termasuk tellurite. C. diphtheria dapat tumbuh pada berbagai selektif media, termasuk agar telurite atau khususnya media Loeffle, Hoyle, Mueller, dan Tinsdale.
  • Isolasi C. diphtheriae pada orang yang cenderung berkontak dengan pasien difteri dapat mengkonfirmasi diagnosis, walaupun jika hasil kulturnya negatif.
  • Setelah C. diphtheriae diisolasi, ditentukan juga biotipenya: gravis, mitis, atau intermedius (substrain).
Tes toksigenisitas juga dilakukan.
  •  Menggunakan tes Elek untuk menentukan C. diphtheriae yang diisolasi memproduksi toksin.
  • Tes toksigenitas jarang tersedia di laboratorium mikrobiologi klini yang ada; bahan dikirim ke laboratorium tertentu yang menyediakan tes tersebut dan mempunyai ahli laboratorium yang dapat mengerjakan tes tersebut dengan baik.
  • Pengukuran kadar serum antibody pasien terhadap toksin difteria perlu dilakukan sebelum pemberian antitoksin untuk menilai kemungkinan diagnosis difteria.
  • Jika kadar antibodinya rendah, diagnosis difteria tidak dapat ditegakkan, tapi jika kadarnya tinggi, C. diphtheria kemungkinan telah menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan sakit yang berat.
Tes lain
·      Tes PCR dapat mendeteksi organisme C. diphtheriae nonviable. Spesimennya diambil setelah pemberian terapi antibiotik inisial.
·        Saat ini, diagnosis kemungkinan difteria harus diklasifikasikan pada pasien dengan hasil tes PCR positif tapi pada organisme yang tidak diisolasi, diagnosis histopatologi tidak dibuat, dan tidak ada kaitan epidemiologi yang dapat dibuat pada pasien dengan laboratorium yang mengkonfirmasi difteria.
·        PCR assay juga mendeteksi gen toksin difteria. 2


Diagnosis Banding
Difteria Hidung. Penyakit yang menyerupai difteria hidung ialah rhinorrhea (common cold, sinusitis, adenoiditis), benda asing dalam hidung, snuffles (lues congenital).
Difteria Faring. Harus dibedakan dengan tonsillitis membranosa akut yang disebabkan oleh Streptokokkus (tonsillitis akut, septic sore throat), mononukleosis infeksiosa, tonsillitis membranosa non-bakterial, tonsillitis herpetika primer, moniliasis, blood dyscrasia, pasca tonsilektomi.
Difteria Laring.  Gejala difteria laring menyerupai laryngitis, dapat menyerupai infectious croups yang lain yaitu spasmodic croup, angioneurotik edema pada laring, dan benda asing dalam laring.
Difteria Kulit. Perlu dibedakan dengan impetigo dan infeksi kulit yang disebabkan oleh streptokokkus atau stafilokokkus.

Etiologi Hemaptoe

Etiologi Hemaptoe

Hemaptoe atau hemoptisis adalah ekspektorasi dari darah atau sputum berdarah yang berasal dari paru atau trakheobronkial. Hemaptoe ini sering diragukan dengan perdarahan dari mulut, kerongkongan, nasofaring dan saluran cerna. 


Hemoptisis sering berasal dari bronkitis kronik, kanker paru ataupun bronkiektasis. Juga dapat diakibatkan oleh inflamasi, infeksi, penyakit kardiovaskular, gangguan koagulasi darah dan penyebab lain yang jarang, seperti ruptur aneurisma aorta. Sekitar 15% dari penyebab hemaptoe tidak diketahui.


Penyebab hemoptisis masif yaitu: kanker paru, bronkiektasis, TB paru aktif ataupun cavitas paru. 




  • Bronkiektasis: hemoptisis yang terjadi dapat bervariasi, dari sputum bercampur darah hingga pengeluaran darah segar. Pasien biasanya mempunyai batuk kronik yang menghasilkan sputum (Khasnya berupa three layers sputum), sputum kental dan berbau. Pada pasien juga akan ditemui ronkhi, demam, penurunan berat badan , fatiq, malaise dan dispnue.
  • TB pulmonal: batuk dahak berdarah sering terjadi pada penyakit ini, dan hemoptisis masif dapat terjadi pada TB paru lanjut. Temuan pada sistim pernafasan berupa batuk kronik, dispnoe, pekak pada perkusi, peningkatan fremitus, dan dapat ditemukan suaran nafas amforik. Juga dapat ditemukan keringat malam, malaise, fatiq, demam, anoreksia, penurunan berat badan dan nyeri dada pleuritis.
  • Bronkitis kronik: gejala utamanya berupa batuk produktif selama minimal 3 bulan. Sering kali hal ini menyebabkan bercak darah pada sputum, sedangkan hemoragik masif jarang terjadi. Gejala lain yang dapat timbul berupa dispnoe, ekspirasi yang memanjang, wheezing, penggunaan otot nafas tambahan, barrel chest dan takipnoe.
  • Ca laring: hemaptoe terjadi pada kanker ini, tetapi yang menjadi gejala utamanya adalah suara serak. Temuan lain yang bisa didapatkan adalah disfagi, dispnoe, stridor, limfadenopati servikal dan nyeri pada leher.
  • Ca paru: ulserasi dari bronkus mengakibatkan hemoptisis sebagai gejala awal dari ca paru. Setelah itu, sebagai gejala lanjutan dapat ditemui adanya batuk produktif, dispnoe, anorexia, penurunan berat badan, wheezing dan nyeri di dada.
  • Pneumonia: pada pneumonia pneumococcus dapat ditemukan pinkish/rusty sputum, sedangkan pada pneumonia klebsiella dapat ditemukan dark-brown atau red currant-jelly sputum
  • Abses paru: 50% penderita abses paru menghasilkan sputum berdarah akibat ulserasi dari bronkus, nekrosis dan jaringan granulasi. Temuan lain yang bisa didapatkan seperti batuk produktif dengan sputum purulen yang berbau, demam menggigil, anoreksia, penurunan berat badan, sakit kepala, dispnoe dan nyeri dada yang sifatnya tumpul.
  • Bronkial adenoma: hemoptisis dapat terjadi pada 30% pasien, disertai dengan batuk kronik dan wheezing lokal
  • Ruptur aneurisma aorta: jarang terjadi, akibat ruptur dari aneurisma aorta ke dalam saluran trakeobronkial, yang dapat mengakibatkan hemaptoe dan kematian mendadak.
  • Udem pulmonal: udem paru kardiogenik ataupun non kardiogenik dapat mengakibatkan produksi sputum berdarah yang juga disertai dengan dispnoe, orthopnoe, anxietas, sianosis, ronkhi difus, gallop dan demam. Juga dapat terjadi takikardi, lethargi, aritmia, takipnoe dan hipotensi.
  • Hipertensi pulmonal: hemoptisis, dispnoe saat exercise, dan fatiq terjadi secara lambat pada pasien dengan hipertensi pulmonal. Juga terdapat nyeri dada seperti pada angina pada saat exercise, nyeri dada dapat menjalar ke leher tetapi tidak ada penjalaran ke lengan.
  • Gangguan pembekuan darah: seperti trombositopeni dan DIC. Selain hemaptoe, pada penyakit seperti ini juga akan didapatkan perdarahan multisistim dan purpura pada kulit.
  • Kontusio pulmonal: terjadi akibat trauma tumpul thoraks
  • Penyebab lain: SLE, trauma akibat tindakan diagnostik (bronkoskopi, laringoskopi, biopsi paru)

Senin, 17 Desember 2012

Jadi MC baru Inkigayo, Lee Hyun Woo & ZE:A Kwanghee tampilkan “High High”



Jadi MC baru Inkigayo, Lee Hyun Woo & ZE:A Kwanghee tampilkan “High High”


hyun woo kwanghee

Dengan aktor Lee Hyun Woo dan ZE:A Kwanghee bergabung dengan IU menjadi pembawa acara SBS Inkigayo, mereka memutuskan untuk menampilkan pertunjukkan khusus dengan lagu GD&TOP “High High.”
Dengan suara yang tentunya berbeda dengan penyanyi aslinya, keduanya bersenang-senang dengan lagu itu dan fokus pada koreografi aslinya. Sebelumnya aktor Lee Jong Suk menyelesaikan tugasnya sebagai MC, 2 minggu lalu.
Simak penampilan mereka:

Minggu, 09 Desember 2012

I MISS YOU

FULL EPISODES

N E W Episode 10
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 

 N E W Episode 9
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
 
Episode 8
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 

Episode 7
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 

Episode 6
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 


Episode 5
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 

Episode 4
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4  
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 

Episode 3
Youtube Link FULL
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4

Episode 2
Youtube Link FULL 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4  
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4

Episode 1
Youtube Link FULL 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 
Dramacrazy Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Dailymotion HD Links Part 1 | Part 2
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4  
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4
Part 1 | Part 2 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Videoweed Links Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 

BEHIND THE SCENES

The Making 1 FULL 
The Making 2 - Poster Shooting FULL 
N E W The Making 3 - Police Station Scene FULL
BTS of Yoon Eun Hye's Poster Shoot FULL
BTS of Yoo Seungho's Poster Shoot FULL
N E W BTS Group Photoshoot FULL 

TEASERS

5-min. trailer FULL 1 | FULL 2 |
 Teaser 1 FULL 1 | FULL 2 | FULL 3 | FULL 
 Teaser 2 FULL 1 |
Teaser 3 FULL 1 | FULL 2 | FULL 3
Teaser 4 FULL 1 | FULL 2 | FULL 3 | FULL 4 | FULL 5
N E W Teaser 5 FULL 1 |

NEWS

121101 SportsSeoul Press Conference Cuts
121101 My Daily Press Conference Cuts
121101 YTN Press Conference Cuts
121102 JTBC Press Conference Cuts
121102 OBS Press Conference Cuts
121105 MBC Entertainment Plus Interview Cuts
121105 YStar Press Conference Cuts
121110 Dramanet Promotion Cuts
121111 Arirang Showbiz Extra - Attractive qualities of Yoochun & Seungho Cuts
N E W 121126 MBC feel Good Day - I Miss You Behind The Scenes Cuts
N E W 121204 MBC News - Fanmeet for Japanese fans Cuts 

sumber : http://smb2stfinitesubs.blogspot.com/2012/10/hd-eng-sub-full-mbc-i-miss-you-episodes.html 

Kamis, 06 Desember 2012

sistem otot manusia


 
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
  1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
  2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi
  3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Jenis otot
1. otot lurik
  • Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter
  • Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir
  • Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat), gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan
  • Struktur anatomi dari otot rangka
2. Otot Polos
  • Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
  • Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.
  • Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
3. otot jantung
  • Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter
  • struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah
  • Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah

sistem ekskresi manusia




Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon.
Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi :
  1. Zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu.
  2. Zat padat yaitu berupa feces.
  3. Gas berupa CO2.
  4. Uap air berupa H2O.
1. Ginjal
Di dalam tubuh kita ada sepasang ginjal, terletak disebelah kiri dan kanan ruas tulang pinggang di dalam rongga perut. Letak ginjal kiri lebih tinggi daripada ginjal kanan, karena di atas ginjal kanan terdapat hati yang banyak mengambil ruang. Ginjal berfungsi menyaring darah.
Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Kulit Ginjal (korteks)
b. Sumsum ginjal (medula)
c. Rongga ginjal (pelris)
Pada bagian kulit ginjal terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron. Setiap nefron tersusun dari badan Malpighi dan saluran panjang (tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun dari glomerolus dan simpai Bowman. Glomerulus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai Bowman berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerulus. Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya pembuluh-pembuluh halus dari simpai Bowman. Pembuluh-pembuluh halus tersebut mengalirkan urine ke saluran yang lebih besar dan bermuara di rongga ginjal. Selanjutnya urine dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung di dalam kantong kemih. Jika kantong kemih banyak mengandung urine, dinding kantong tertekan sehingga otot melingkar pada pangkal kantong meregang. Akibatnya timbul rasa buang air kecil. Selanjutnya urine dikeluarkan melalui saluran kemih (uretra).
Cara Kerja Ginjal
Darah yang banyak mengandung sisa metabolisme masuk ke ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Cairan yang keluar dari pembuluh darah masuk ke nefron. Air, gula, asam amino dan urea terpisah dari darah kemudian menuju simpai Bowman. Proses ini disebut filtrasi. Dari sekitar 180 liter air yang disaring oleh simpai Bowman setipa hari, hanyau liter yang diekskresikan sebagai urine. Sebagian besar air diserap kembali di dalam pembuluh halus. Cairan dari simpai Bowman menuju ke saluran pengumpul. Dalam perjalanan tersebut terjadi penyerapan kembali glukosa dan bahan-bahan lain oleh aliran darah. Peristiwa ini disebut reabsorpsi. Bahan-bahan seperti urea dan garam tidak direabsorpsi bergabung dengan air menjadi urine.
Dalam keadaan normal, urine mengandung: air, urea dan ammonia yang merupakan sisia perombakan protein. Garam mineral, terutama garam dapur. Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada urine. Zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan pada hormone. Jika dalam urine terdapat protein, hal itu menunjukkan adanya kerusakan di dalam ginjal.
2. Kulit
Melalui kulit dikeluarkan zat sisa berupa keringat. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu:
a. Lapisan kulit ari (epidermis)
Kulit ari tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk adalah bagian kulit yang paling luar terdiri atas sel-sel mati dan dapat mengelupas. Lapisan Malpighi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas sel-sel hidup. Pada lapisan Malpighi terdapat pigmen yang memberi warna pada kulit dan melindungi kulit dari sinar matahari. Bila lapisan Malpighi tidak mengandung pigmen, orang tersebut dinamakan albino.
b. Lapisan kulit jangat
Kulit jangat berisi pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak, kantong rambut, ujung saraf perasa panas, dingin, nyeri, dan sentuhan. Akar rambut dan batang rambut berada dalam kantong rambut. Dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan rambut pada saat merasa dingin atau merasa takut.
c. Jaringan ikat bawah kulit
Jaringan ikat bawah kulit banyak mengandung lemak yang berguna sebagai cadangan makanan, menahan panas tubuh, dan melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan dari luar.
Selain sebagai alat pengeluaran, kulit juga berfungsi sebagai:
_ Pelindung tubuh terhadap kuman dari luar
_ Tempat menyimpan kelebihan lemak
_ Pengatur suhu tubuh
_ Tempat pembuatan vitamin D dan provitamin D
3. Hati
Hati terletak didalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati menghasilkan empedu yang kemudian ditampung dalam kentong empedu dan disalurkan ke usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu berasal dari sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan dalam limpa.
Selain sebagai alat ekskresi, hati berfungsi:
_ Mengatur kadar gula dalam darah
_ Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
_ Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh
_ Sebagai tempat pembuatan protombin dan fibrinogen
_ Sebagai tempat pengubah provitamin A menjadi vitamin A
_ Sebagai tempat pembentukan urea
4. Paru-paru
Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus dikeluarkan karena dapat mengganggu fungsi tubuh.
Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 + uap air. Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan melalui lubang hidung.
5. Colon
Terletak dalam rongga perut dengan panjang ± 1 meter. Terjadi proses DEFEKASI yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan melalui anus. Hasil ekskresinya berupa zat padat yang disebut dengan feces.
Secara umum fungsi sistem ekskresi yaitu membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh, mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi) empertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi), homeostatis.

sistem pernapasan manusia



 
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Jalannya Udara Pernapasan
1. Udara masuk melalui lubang hidung
2. melewati nasofaring
3. melewati oralfarink
4. melewati glotis
5. masuk ke trakea
5. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
6. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
7. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
pertukaran udara yang sebenarnya hanya terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang dewasa terdapat sekitar 300 juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau sekitar 1 kali luas lapangan tenis, atau luas 100 kali dari kulit kita.
  • Nasal (Hidung)
Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapasan.
  • Faring
Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan.
  • Laring (pangkal tenggorokkan)
merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru
  • Trakea (tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.
  • Bronchus (cabang tenggorokkan)
Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.
  • Pulmo (alveolus)
Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut.
Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.
Mekanisme bernapas

Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada
1.
Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru
2.
Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
mekanisme pernapasan perut 1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar -->udara keluar dari paru-paru.